Semua usaha sejenis yang ada di Indonesia pasti mempunyai "gaya" atau standar liputan tersendiri dan itu biasanya menjadi menu rahasia. Bagi kami standar liputan bukanlah sebuah bumbu rahasia sebab sentuhan seni videografi dibentuk dari paduan kemampuan teknis, pengalaman, dan improvisasi. Ini tidak semua orang memilikinya. Bagaimana membuat konsumen apresiatif dengan produk VCD, DVD, atau BlueRay yang kami hasilkan adalah tantangan menyegarkan bagi kami. Terkadang banyak liputan amatir lain yang mengiklankan jumlah durasi/jumlah keping CD mereka lebih banyak, bahkan ada liputan pernikahan satu hari yang menghasilkan 8 keping CD...(wah sepertinya akan sangat membosankan menontonnya).
Sangkar Studio mencoba menyentuh segmen pasar tertentu dan mereka penikmat karya seni, tentunya jumlah keping CD menjadi relatif. Kadangkala kami hanya menghasilkan satu keping berdurasi 1,5 jam saja dari liputan satu hari tapi semuanya kami kemas dengan rapih, beralur, dan menyentuh. Pengalaman kami dalam event produksi sinetron, cerita pendek, dan film dokumenter telah membentuk pangsa pasar tersendiri. Harga merupakan nilai relatif, tapi karena orang menilai kami pekerja seni akhirnya harga adalah ekspresi kepuasan dari konsumen terhadap karya yang dihasilkan. Untuk konsep liputan seperti ini terkadang hardware tidak menjadi parameter harga. Canon XL-1 atau bahkan XL-H yang kami punya tidak lebih berharga dari sebuah handycam kecil. Totalitas crew kami dalam penggarapan sebuah project menjadikan nilai tersendiri bagi Sangkar Studio. Script, skenario, improvisasi, dan outline keinginan konsumen telah menjadi standar panduan utama bagi juru kamera dan editor kami. Tak jarang konsumen dengan senang hati ikut terlibat dalam pengeditan berhari-hari demi kepuasan dan keingintahuan dapur produksi Sangkar Studio.
Selalu ada tuntutan eksperimen dan improvisasi, hingga setiap event sejenispun selalu disajikan dengan berbeda. Di sisi lain ada semacam tanggung jawab moral bahwa produk dokumentasi kami harus bisa merekatkan tali kasih mereka seabadi dan seromantik mungkin. Akhirnya produk kami adalah sebuah "eksklusifitas dan bernilai abadi".
Untuk liputan foto, seperti halnya video kami lebih menitik beratkan pada liputan kejadian atau moment menarik sesaat (snapshot). Untuk meliput kejadian ini tidaklah begitu membutuhkan sebuah hardware yang high-class tapi dituntut kejelian dan pengalaman fotografer dalam melirik sebuah moment. Dibutuhkan pengalaman fotografi-jurnalistik yang cukup untuk spontan mengabadikan kejadian satu detik. Maaf-maaf lebih banyak konsumen yang sangat apresiatif dengan kondisi object seadanya dan spontan dibanding moment yang sengaja dibentuk. Beberapa konsumen bahkan banyak yang memilih mencetak foto format lebar untuk kejadian yang "aneh"...saat menangis, saat menggaruk kepala istrinya, saat bajunya terkait kursi..dll. Terkadang aneh juga ada orang yang berani membayar lebih untuk pekerjaan sesederhana yang kami lakukan tapi itulah anugrah dan buah bagi kemampuan dan ketekunan kami. Fotografi buat kami adalah seni menyampaikan rentang kejadian dalam satu frame (satu frame harus bicara banyak) dan harus bersifat natural adapun efek-efek manipulasi digital, retouching, dan hardware tambahan hanyalah untuk mendramatisir pesan ke-natural-an itu sendiri. Terlalu berlebihan pun norak juga, ya analoginya seperti seorang perempuan dandan berlebihan hingga menghilangkan casing aslinya.